Thursday, June 13, 2013

Fermentasi Jerami Padi

Jerami adalah salah satu hasil limbah pertanian terbanyak di Indonesia,Namun kualitas nutrisinya yang relatif rendah.Kebanyakan peternak di Indonesia terutama pada musim kemarau ,sering menggunakan jerami padi sebagai pakan ternak ruminansia ( kerbau , sapi , kambing ) secara langsung tanpa diolah/difermentasi dahulu.
Sebagai sumber pakan , jerami padi mempunyai beberapa kelemahan yaitu daya kecernaannya rendah dan kandungan gisinyapun sangat rendah.Maka dari itu perlu ada usaha untuk meningkat nilai kandungan gisi jerami padi tersebut.
Untuk meningkatkan kandungan gisi jerami padi dapat dilakukan dengan cara :
1.     Pengolahan secara biologis dengan menggunakan jamur.
2.  Mengolah secara kimiawi dengan cara menambahkan urea dan starbio , kostik soda ( Naoh ) dan Ca(OH)2.
3.     Pemotongan secara fisik yaitu dengan memotong – motong menjadi partikel yang lebih kecil.
4.     Perlakuan dengan suplementasi pakan penguat.
Fermentasi Jerami
Fermentasi adalah pengawetan dalam bentuk lembab.Proses fermentasi merupakan proses anaerob sehingga perlu dihindarkan tindakan yang mengakibatkan masuknya udara.
Proses ini dilakukan dengan menggunakan probiotik sebagai stater .Stater yang dapat digunakan antara lain Starbio ,Bioplas atau Koenzym.
Fungsi fermentasi adalah perlakuan/pengawetan oleh senyawa asam yang dihasilkan oleh mikroba dan dilakukan diluar tubuh ternak.Makin kuat tingkatan asamnya makin tinggi peningkatan kwalitas jerami tersebut ,namun kenaikanya sekitar 10% - 15% saja.Sehingga faktor ekonomi perlu diperhitungkan.
Indikator berhasil atau tidaknya fermentasi adalah jerami padi tidak berbau ammoniak ( pesing ) tetapi berbau harum seperti caramel.Pemakaian probiotik pada proses fermentasi adalah sebagai pemecah selulose menjadi nutrisi yang mudah diserab oleh tubuh ternak.
Syarat ,bahan dan cara pembuatan fermentasi
1.     Persyaratan
·        Kadar air jerami berkiasar 40% - 45%.
·        Terhindar dari hujan dan sinar matahari langsung.

2.     Bahan
·        Jerami kering / segar.
·        Stater.
·        Air.
3.     Cara Pembuatan
·        Untuk setiap 100 kg jerami ,stater yang diperlukan sebanyak 0,5 kg dan 40 liter air.
·        Timbang jerami.
·        Timbang starter.
·        Tumpuk jerami lapis demi lapis dengan ketebalan  +/- 25cm.
·        Setiap lapis disiram dengan air secukupnya ( jangan terlalu kering / basah ) hingga kadar air 40% - 50%.
·        Setiap lapis ditaburi dengan starter hingga rata.
·        Banyaknya lapisan tumpukan sesuai dengan kebutuhan.
·        Setelah lapisan dianggap cukup,tutup rapat menggunakan terpal atau daun pisang dan lain sebagainya.
·        Biarkan selama 3 – 4 minggu.
·        Setelah berbau harum,maka segera bongkar dan angin – anginkan untuk menghindari proses fermentasi berlanjut.
·        Untuk memudahkan dalam proses pengangkutan dan penyimpanan ,sebaiknya hasil fermentasi dipadatkan ( pres ) dengan alat pengepres.
4.     Penyajian Keternak
·        Dengan diangin – anginkan sebentar ,jerami hasil fermentasi dapat langsung diberikan kepada ternak.Jumlah pemberiannya sama dengan pemberian hijauan pakan yaitu sebesar 10% dari bobot badan ternak.
·        Untuk ternak yang belum terbiasa mengkonsumsi jerami fermentasi ,perlu dilatih dengan mempuasakannya beberapa saat.Kemudian baru diberikan jerami fermentasi.
5.     Keuntungan Pemakaian Pakan Fermentasi
·        Dapat mengurangi biaya pakan.
·        Dapat meningkatkan produksi ternak karena nutrisi pakan meningkat.
·        Penggunaan pakan dan tenaga kerja lebih efisien.
·        Lingkungan kandang lebih sehat dan nyaman karena kotoran ternak yang dihasilkan lebih sedikit ,kering dan tidak berbau.

No comments:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan sopan.Thank's

 
Powered by Blogger